Pages

Rabu, 02 Januari 2013

Reog Ponorogo



            Semua masyarakat Indonesia pastinya sudah tahu tentang reog Ponorogo.Yapppsss,kesenian asal Ponorogo,Jawa Timur ini memang telah menjalar sampai dunia.Hal ini dikarenakan dengan sifat eksotisnya dipadu dengan unsur horror dari para Waroknya.
            Tapi apa kita tahu asal usul dan sejarah dari reog Ponorogo itu sendiri ?.Seperti kata pepatah,bangsa yang besar pasti tidak akan melupakan masa lalunya.Yukkkk,mari mengenal reog Ponorogo lebih dalem lagi.
            Reog Ponorogo adalah kesenian budaya dari daerah Ponorogo,Jawa Timur dimana dalam kesenian ini masih terlihat unsur-unsur berbau mistik.Dalam pertunjukannya,reog diiringi oleh warok dan gemblak.Pelaku yang menggunakkan reog disebut dengan Pembarong.Dalam kesenian ini lebih ditonjolkan pada sisi kekuatan fisik yakni dengan mengangkat dadak merak seberat kurang lebih 50 kg dengan menggunakkan gigitan gigi sepanjang pertunjukkan.Instrumen yang sering mengiring acara kesenian ini adalah kempul,ketuk,kenong,genggam,ketipung,angklung,dan salompret,yang menyuarakan nada slendro,dan pelag yang mampu membangkitkan kesan mistis namun eksotis.
            Satu group pementasan Reog Ponorogo biasanya terdiri dari Warok baik itu warok tua maupun warok muda,pembarong,penari yang disebut dengan penari Bujang Ganong,dan Prabu Kelono Suwondo,serta gamblak.Jumlah anggota setiap group reog Ponorogo adalah 20 sampai 30 orang dimana peran utama terletak pada pembarong dan Warok.Reog Ponorogo biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan,khitanan,peringatan-peringatan hari besar Nasional,dan festival daerah.
            Dalam alur pementasannya,Seni Reog Ponorogo terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka.Tarian Pertama dibawakan oleh 6-8 pria gagah dengan pakaina serba hitam,dengan wajah dipoles warna merah.Ini menggambarkan tentang sosok singa pemberani .Selanjutnya,tarian dibawakan oleh 6-8 perempuan yang menaiki jaran kepang,yang dalam perkembangannya disebut sebagai tari jaran kepang.Dan untuk melengkapi tarian yang sudah ada,biasanya ditambah dengan tarian yang dilakukan oleh anak-anak.
            Setelah tarian pembukaan selesai,adegan inti dari kesenian ini pun dimunculkan.Inti cerita dari Seni Reog Ponorogo ini pun berebda-berbeda tergantung pada lakon cerita yang digunakkan.Namun tidak mengikuti sepenuhnya alur cerita yang sudah ditetapkan.
            Untuk adegan penutupan,biasanya digelar adegan Singo Barong,dimana pelakunya memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu merak.
            Sejarah tentang Reog Ponorogo sendiri memiliki beberapa versi,dan versi yang paling sering didengar oleh masyarakat awam adalah versi dari babad Kelana Suwanda.Namun dari versi lainnya,tarian ini bercerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu,seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabumi,Raja Majapahit pada era ke-15.an.Dasar dari pemberontakan ini adalah adanya pengaruh kuat dari Sang Permaisuri raja yang memengaruhi setiap keputusan kerajaan.
            Setidaknya ada 3 versi lainnya tentang asal usul Reog Ponorogo.Karena adanya sumber keterbatasan informasi,kami hanya mampu menampilkan 2 versi lainnya.Yang jelas,sekarang kita harus sadar betapa pentingnya suatu kebudayaan tradisional tersebut,karena itu adalah salah satu lambang dan ciri khas dari kepribadian suatu negeri.Sebenarnya juga apabila dikelola dengan baik,Reog Ponorogo bisa menjadi aset budaya berharga bagi bangsa ini.Hal ini disebabkan karena setiap perpaduan seni yang eksotis ada dalam Reog Ponorogo.So,guys,mari lestarikan budaya negeri ini,jangan biarkan Reog Ponorogo diklaim oleh pihak lain yang tidak bertanggungjawab.






Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Reog_%28Ponorogo%29 

Tari Remo



           Tari Remo adalah tarian yang berasal dari Surabaya,Jawa Timur namun ada pula versi lain yang menyebutkan tari Remo berasal dari Jombang,Jawa Timur,dimana tarian ini pada awalnya digunakkan sebagai pengantar pertunjukan Ludruk.Namun,pada perkembangannya kini lebih digunakkan sebagai sambutan atas tamu kenegaraan,upacara-upacara kenegaran,dan festival kesenian daerah.Makna dari tarian ini sendiri sebenarnya adalah menceritakan perjuangan seorang pangeran dalam medan laga.Namun kini seiring perkembangan zama,tarian ini juga ditarikan oleh seorang perempuan.
            Tari Remo memiliki 2 versi yang paling terkenal,versi tersebut adalah Remo versi Surabaya yang dipelopori oleh Munali Fatah,dan Remo versi Jombang yang dipelopri oleh Bolet.Karena dulu tari Remo digunakkan sebagai pengantar kesenian ludruk,sejarah lahirnya tari Remo juga seiringan dengan kesenian ludruk.Namun terdapat versi lain yang mengatakan bahwa tari Beskalan adalah cikal bakal dari lahirnya tari Remo.Hal ini dikarenakan tari Remo memiliki unsur gerak tari yang hampir mirip dengan tari Beskalan.
            Fungsi tari Remo selain sebagai pengantar kesenian Ludruk dan penyambut tamu,juga sebagai hiburan dimana koreografinya merupakkan sebuah pemahaman secara simbolik.
            Karakteristik dari Tari Remo ditunjukkan dari :
a)Tata Gerak
            Tata Gerak yang utama dari tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis.Dimana gerakannya didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di kaki.Tidak hanya itu,gerakan selendang,gerakan anggukan,gelengan kepala,disertai ekspresi wajah yang dipadu dengan kuda-kuda para penari jelas semakin membuat tarian ini terlihat dinamis,atraktif,dan indah.
b)Tata Busana
            Tata Busana dari Penari Remo dibedakan menjadi empat gaya besar,yaitu
   1)Busana Gaya Surabaya
            Gaya busana ini terdiri dari ikat kepala berwarna merah,baju tanpa kancing yang berwarna hitam diselaraskan seperti gaya busana kerajaan pada abad ke-18.Tidak hanya itu saja,celana sebatas pertengahan betis dikait dengan jarum emas,dilengkapi dengan sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut ,serta ditambah dengan keris yang menyelip dibelakang.
            Para penari memakai dua selendang,dimana satu dipakai dipinggang dan yang lainnya disematkan di bahu,dengan masing-masing tangan memegang ujung-ujung selendang.Gelang kaki berupa lonceng juga melengkapi keseluruhan dari gaya busana remo Surabaya ini.
  
   2)Busana Gaya Sawunggaling
            Perbedaan gaya Busana Sawunggaling dengan gaya busana Surabaya adalah kaos yang digunakkan pada busana Sawunggaling putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan yang digunakkan pada busana gaya Surabaya.
   3)Busana Gaya Malangan
              Yang membedakan gaya busana Sawunggaling dengan gaya Surabaya adalah celana yang dipakai pada busana Sawunggaling panjang hingga menyentuh mata kaki dan tidak disemat jarum.
   4)Busana Gaya Jombang
            Gaya busana ini hampir sama dengan gaya busana Sawunggaling,namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakkan kaos tetapi menggunakkan rompi.
   5)Busana Penari Remo Putri
            Penari memakai sanggul,dan memakai mekak hitam untuk menutupi bagian dada.Tidak hanya itu,penari juga memakai rapak untuk menutupi bagian pinggang sampai ke lutut,serta hanya menggunakkan satu selendang saja yang disemat di bahu.

 
c)Pengiring dan Alat Musik Tari Remo
            Tari Remo diiringi dengan alat musik seperti:Gending,Gender,Gambang,Seruling,Kenong,Slenten,Kempul,dan Gong.
            Biasanya tari Remo menggunakkan irama gedong rancak,krucilan,dan juga walang kekek,dimana tarian ini diperagakan oleh wanita dan laki-laki secara bersamaan ataupun bergantian.
            Berbanggalah kita sebagai masyarakat Indonesia telah dikarunia begitu banyak kebudayaan khususnya tari tradisional,karena belum tentu semua negara memiliki tari tradisionalnya masing-masing.Bahkan ada pula yang sampai mengaku-ngaku kalau tari tradisional itu milik mereka.So,mari lestarikan tarian tradisional,minimal paling tidak tahu,tarian tradisional apa saja yang ada di Nusantara ini.




Referensi :

http://www.anneahira.com/tari-remo.html

Ludruk




            Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur dimana diperagakan oleh sebuah grup seni yang ceritanya diambil dari kehidupan rakyat sehari-hari,cerita perjuangan dan diselingi dengan lawakan-lawakan serta diiringi dengan gamelan sebagai musik.Pementasan ludruk biasanya diawali dengan tari Remo.Ludruk berbeda dengan ketoprak.Cerita Ketoprak lebih sering diambil dari kisah zaman dulu seperti sejarah maupun dongeng,sementara Ludruk lebih sering mengambil cerita dari kehidupan sehari-hari,contoh:kehidupan masyarakat kecil.
            Sejarah dari munculnya ludruk sediri memiliki beberapa versi yang berbeda.Ada yang menyebut ludruk lahir di Jombang,namun ada pula yang menyebutkan bahwa ludruk berasal dari Surabaya.Tidak hanya itu,terdapat 2 versi penggagas yang berbeda yaitu Gangsar,seseorang yang berasal dari desa Pandan,Jombang dan Santik,petani dai Desa Ceweng,Jombang.
            Asal usul kata ludruk pun juga memiliki beberapa versi.Yakni berdasarkan Cak Markaban,tokoh ludruk Triprasetya RRI Surabaya,Ludruk berasal dari kata gela-gelo (geleng-geleng) dan gedruk-gedruk (suara menghentakkan kaki dilantai).Sedangkan menurut Cak Kibat,tokoh Ludruk Besutan,ludruk berasal dari molo-molo lan gedruk-gedruk.Namun berbeda lagi menurut Dukut Imam Widodo pada bukunya Soerabaia Tempo Doeloe,yang dimana ludruk berasal dari bahasa Belanda yaitu “leuk en druk” yang artinya bahagia menonton acara lucu,yang kemudian lama-lama menjadi ludruk dalam pelafalannya.
            Periode dari Ludruk yang paling kuat penguraiannya adalah:
1)Periode Ludruk Lerok (tahun 1907-1915)
            Lerok yang berasal dari kata lorek yang berarti penuh coretan,hal ini dikarenakan penuhnya coretan di wajah para pemain.Atau disebut juga dengan kledek lanang,yaitu seni pertunjukan yang mengutmakan nyanyian dalam bentuk pantun.Pelopor dari ludruk lerok ini adalah Pak Santik dan Pak Amir dari desa Ceweng,Jombang.
2)Periode Ludruk Besut (tahun 1915-1920an)
            Ludruk besut adalah peralihan nama dari ludruk lerok,dimana hal ini dikarenakan oleh adanya perubahan pelaku utama yang selalu memakai kain panjang yang menjadi lambang kesucian dan mempunyai tugas menyampaikan maksud yang biasanya disebut besut.Tokoh pelopornya adalah Pak Santik,Pak Amir,Pak Pono,dan Marpuah.
            Pementasan diawali dengan saji-sajian lalu dilanjutkan dengan lawakan,dan kemudian disertakan pantun-pantun yang kesemuanya dirangkai dalam satu cerita.
3)Periode Ludruk Lerok Besut (tahun 1920-1930an)
4)Periode Lerok dan Ludruk (tahun 1930-1945an)
            Pada periode ini,Ludruk terkenal dengan tembang jula julinya yang menentang pemerintahan Belanda dan Jepang.Tidak hanya itu saja,Ludruk pada era ini lebih dikedepankan bagaimana pentingnya kemerdekaan kepada para penontonnya.Tokoh paling populer adalah Cak Durasim.Pada tahun 1933,Cak Durasim mendirikan Ludruk Organisasi untuk menentang pemerintahan Belanda dan Jepang lewat jalur seni.

5)Periode Setelah Proklamasi
            Pada periode ini,yakni sekitar tahun 1945-1965,mulai bermunculanseniman-seniman urban seperti Astari Wibowo dan Samjudin.Beliau berdua mendirikan ludruk Marhaen pada tanggal 19 Juni 1949.Setelah perkumpulan ini berdiri,muncul perkumpulan-perkumpulan ludruk lain,seperti ludruk Tresna,ludruk Tunggal,Ludruk Sari Rukun,dan LudruK Panca Bakti.
6)Periode Orde Baru
            Pada periode tahun 1965-1968 terjadi kevakuman ludruk.Hal ini disebakan ludruk menjadi pertunjukan terlarang karena tercatat banyak diantara perkumpulan ludruk yang terlibat dalam aksi PKI.Namun pada tahun 1967,Pemerintah mulai membangkitkan kembali perkumpulan ludruk.Sebelumnya mereka diseleksi oleh Kodam Brawijaya dan pada tahun 1968-1970 terjadi peleburan antarludruk yang dibina oleh DAM Brawijaya serta dibina oleh ABRI sampai tahun 1975.Pembinaan dilakukan untuk mengembalikan rasa kepercayaan masyarakat Jawa Timur dan umumnya penonton akan Ludruk yang bersih dari unsur PKI.Tercatat pada tahun 1980-1990 terdapat 104 perkumpulan ludruk di Surabaya,diantaranya adalah ludruk RRI Surabaya dan ludruk Mandala.Seniman ludruk paling terkenal pada era ini adalah Cak Kartolo,Cak Markeso,Cak Baseman,Pak Kadhan,dan Marlena.
            Pada era ini,Ludruk juga meluas sampai ke Jawa Tengah.Pelopornya adalah para pekerja PTPN SEMBILAN Balong yang berasal dari JAWA Timur.Dan pada tahun 1990an,PTPN mendirikan perkumpulan ludruk Kembang Budoyo di Jepara.

            Sejarah dari Ludruk sendiri memang memiliki beberapa versi namun yang jelas ludruk adalah salah satu drama seni tradisional yang patut dilestarikan,dan dinikmati.Jangan sampai ludruk punah dari tanah air ini,dan akan lebih menjengkelkan lagi apabila diklaim oleh negara lain.Karen baru bener-bener terasa betapa pentingnya ludruk itu

Sumber Referensi :